KHUlin Nuha Arwani Habib Zein bin Umar bin Smith KH Muhammad Romli AGH Dr Baharuddin HS, MA KH Jirjis Ali Maksum KH Bunyamin Muhammad Syaikh H Hasanoel Basri HG KH As'ad Said Ali Prof Dr KH Machasin, MA Prof Dr KH. Artani Hasbi AGH Habib Abdurrahim Assegaf KH Muhammad Nuh Ad-Dawami KH Abdullah Ubab Maimoen
Saya sebut trilogi’ , karena ada tiga tokoh kali ini yang secara berurutan akan saya tuturkan mahasin kebaikan mereka. Manaaqib mereka . Tentu apa yang akan anda baca hanyalah setitik saja dari lautan kemulyaan mereka bertiga. Anda kita dipaksa menuliskan semuanya , pasti akan membutuhkan berjilid-jilid buku tentunya. Mereka bertiga adalah KH. Salman Dahlawi , Murabbiy Kholidiyyah Popongan Klaten. Yang kedua adalah KH. Munif Zuhri , murabbiy Kholidiyyah Girikusumo Mranggen . Dan terahir adalah KH. Ulin Nuha Arwani , murabbiy Kholidiyyah Kwnaran Kudus. Ketiganya masih ada tautan satu dengan yg lain. Grand Syaikh Kholidiyyah di Jawa adalah Mbah Muhammad Hadi . Seorang Auliya yg dijuluki Syaikhul Islam ini salah satu pembawa Tarekat Naqsyabandiyyah Mujaddadiyyah Kholidiyyah ke Tanah Jawa , makamnya di Bukit Girikusuma Mranggen Demak . Kyai Munif Zuhri adalah buyutnya yang sekarang meneruskan Tarbiyyah murid di Girikusumo . Sedangkan Mabh Salman adalah putra dari anak perempuan Mbah Mansur Popongan dan Mbah Mansur adalah anak dari Mbah Hadi Girikusumo. Adapun Kyai Ulin Nuha yang biasa dipanggil dengan Gus Ulin adalah putra dari Mbah Yai Arwani Kudus dan Mbah Arwani ini muridnya Mbah Mansur Popongan. Jadi semua bermuara ke Girikusumo. Dahlawi Popongan Kyai Ageng Hajji Salman Dahlawiy, Rahimahullah. Dari semenjak usia tamyiz beliau sudah mendapat ijin membai’at murid. Kadang-kadang masih bermain kelereng dengan teman sebaya , tiba-tiba Mbah Mansur memanggil dan memerintahkan dia untuk membai’at calon-calon murid baru . Hal ini adalah bukti bahwa Mbah Kyai Ageng Salman adalah salah satu para Muroodien . Salah satu para Mahbuubin . Murad artinya orang yang dikehendaki Allah . Jauh lebih tinggi derajatnya dibanding murid , atau orang yang menghendaki [ bersuluk kejalan] Allah. Mahbub artinya orang yang dicintai Allah . Jauh lebih tinggi derajatnya dibanding Muhib , atau orang yang mencintai Allah. Yang saya menyesal hingga sekarang adalah saya tidak berhasil melihat wajah beliau saat beliau dalam puncak ketinggian maqamnya [ yaitu saat beliau wafat] . Seharian penuh saya menunggu di samping jenazah beliau bersama Ustadh Ali Ridho Purwadadi untuk mencari kesempatan agung tersebut tetapi para peziarah tidak pernah brenti-berhebtinya datang menshalati. Kata khalifah beliau Gus Multazam ” Nek jenengan ten mriki wou dalu tasih saget…Kalau saja tadi malam , anda masih bisa melihat wajah beliau..” Wa asafaah.. Dahulu Ibu saya punya cerita unik dengan Mbah Salman . Kami sekeluarga sowan kepada beliau untuk melihat putri beliau yang akan di jodohkan dengan salah satu kakak saya . Didepan rumah beliau putri yg di maksud duduk-duduk sambil tidak memakai kerudung Dalam hati Ibu saya membatin ” Aduh , perempuan tidak kerudungan koq mau di jodohkan sama anakku..” Baru saja mbah salman keluar kamar menemui kami , beliau langsung menghampiri Ibu dan berkata dengan halus ” Ibu nyai. Pengapuntene nggih …Anak kulo istri niku pancen mboten remen krudungan koq… Bu. Mohon maaf ya. Anak perempuan saya itu memang tidak suka pakai kerudung .” Ibu saya langsung membatin ” Mati aku. Mbah Salman gak bisa di rasani rupanya. ” Dalam berbagai kesempatan Mbah Salman sering kali menampakkan kebeningan Bashirah beliau dihadapan para Murid . Tentu itu untuk kemashlahatan mereka . Seorang Kyai Khos dari Jepara kepingin bertbarruk dengan Mbah Salman . Tetapi karena kesehatan beliau yg kurang mendukung saat itu pembai’atan dilakukan oleh putra beliau Gus Multazam . Kyai Khos tersebut membatin karena merasa kurang berkenan ” Aduh , aku kesini itu untuk ngalap berkah Mbah Salman , malahan sekarang yang menangani anaknya . ” Tiba-tiba beberapa jam berikutnya dengan tertatih-tatih Mbah Salman keluar menemui Kyai Khos tersebut sambil membawa Risalah kecil tentang Tariqah . Beliau berkata ” Kyai… Panjenengan pulang saja. Orang dzikirnya sudah mapan begitu koq datang kesini . Sudah bawa saja kitab kecil ini. Kyai baca halaman sekian kalau sudah sampai rumah. ” Begitu sampai rumah kitab kecil itu dibuka dan dibaca pada halaman yg dimaksud , ternyata tentang Bab Adab Tatakrama Murid Kepada Syaikh nya . Serentak lemaslah tubuh Kyai khos tersebut . Dia baru menyadari bahwa dirinya diketahui olem Mbah salman kurang benar adabnya saat bertabarruk di hadratnya . Mbah Salman , yang termasuk salah satu Kyai sepuh negeri ini yg dipanggil dengan sebutan “Maulaya “[ Tuanku] oleh Syeikh Hisyam Kabbaniy ini , beliau pernah mampir ke tetangga desa saya . Disitu beliau di undang oleh salah satu guru Tareqah setempat untuk membai’at massal para muridin . Sesudah acara beliau diampirkan oleh salah satu mantan bapak perangkat desa setempat . Beliau bersedia, tetapi beliau hanya duduk -duduk di dipan depan rumah si bapak nya di dalam rumah hidangan serta kasur empuk telah disediakan. Mbah Salman tetap saja tidak bersedia masuk. Sesudah beberapa saat beliau duduk-duduk di dipan tersebut , beliau mengajak rombongan untuk pulang . Ternyata rahasianya baru terungkap beberapa hari kemudian. Bapak perangkat tersebut ngunduh mantu . dan seperti adat desa dia nanggap wayang. Nah pada saat pementasan tersebut seorang Lhedhek , bintang panggung Wayang tersebut duduk-duduk di dipan sampai tertidur pulas . Lama dinanti-nanti si wanita cantik tu tidak mau bangun-bangun sangking pulasnya. Karena sudah jam nya manggung , dia dipaksa untuk di bangunkan . Eh , ternyata tidurnya keterusan alias mati dia. . .! Rupanya dia kena berkah Mbah Salman di dipan itu …. Mungkin juga Tuah ! Berkah jika di maknai kematiannya tidak lagi membuatnya semakin banyak dan semakin lama hidup dalam kemaksiyatannya . Dikatakan Tuah jika dimaknai dia kuwalat… Wallahu a’lam. Zuhri Girikusumo Kyai Ageng Hajji Munif Giri Kusumo Buyut Syaikhul Islam si Mbah Muhammad Hadi Giri Kusumo ini relatif masih muda . Tetapi trah biru yg menitis dari Guru Besar Tareqah Kholidiyyah menjadikannya dikaruniai Allah keistimewaan semenjak usia mudanya . Setiap malam jum’at tidak kurang 5000 murid selalu datang ke Padepokan’ beliau di Bukit Giri Kusumo untuk bersama-sama membaca Maulid Ad Diba’ . Tua muda. Lelaki perempuan . Yang Khos serta yang awam setiap minggunya selalu menunggu setiap patah kata demi kata yg keluar dari mulut beliau . Saya melihat fenomena beliau sangat mirip dengan keadaan Jama’ah Sema’an Alqur’an nya Gus Miek dahulu . Yg ribuan orang sampai rela sehari semalam untuk menunggu gus Miek berkata apa. Dawuh Apa. Bernasehat apa. Kyai Munif juga demikian kurang lebihnya . Kadang-kadang dalam majlis malam Jum’at yang mereka sebut sebagai majlis Jamuna [ Jama’ah Muji Nabi ] itu Mbah munif malah hanya banyak menangis saja tidak mampu berkata-kata. Para jama’ah yang hadir pun turut pula banyak yg ikut meneteskan air mata. Dan setahu saya , Mbah Munif sangat terpengaruh secara Rukhaniyyah dengan Al Habib Ahmad Al Athas Shohib Pekalongan serta Habib Kuncung Al Haddad Kalibata, Jakarta. Kyai Zainal Arifin Welahan cerita kepada saya,dulu waktu masih muda dia jagongan sama Mbah Munif Girikusumo yg saat itu jga masih muda. Beliau berdua ngobrol ngalor ngidul tentang zikir. Kata mbah munif “zikir ismu dzat it bikin panas dlm tubuh.” Kata si Mbah munif sambil meletakkan sebatang korek api diatas Air mineral gelas. Beliau terus bicara panjang lebar tentang zikir. Kira kira seperempat jam kemudian beliau menutup pembicaraannya sambil menunjuk ke air mineral gelas didepannya “ini lho,kalo zikir itu bisa membakar dosa sampek habis..Itu lihat..!” Kyai Zainal Arifin pun melihat air mineral di depannya . Ternyata airnya hilang entah kemana sementara korek api yang diletakkan diatasnya menjadi gosong seperti sudah habis terbakar. Anehnya, pentol korek itu tidak pernah di sulutkan serta botol air mineral gelas itu masih utuh tidak bocor..lalu lewat mana air itu menguap lenyap? Pikir Kyai Zein. Kyai Abdul Haq salah seorang Guru Tareqah Khalidiyyah bercerita . Suatu hari dia dipanggil sowan Mbah Munif . Sesampainya di Girikusumo Kyai Abdul Haq hanya diberi Mbah Munif uang receh sebesar 500 perak . Tetapi kata Mbah Munif ” Kyai.. Ini ada uang . Buat berangkat haji ” 500 rupiah buat berangkat haji ya aneh . Malah sebagihan orang berpikir itu perbuatan seorang yang kenthir . Sesampainya di rumah Kyai Abdul Haq hanya menimang-nimang uang receh tersebut sambil berkata ” Yi Munif itu maksudnya apa? Aku itu tidak punya uang , dikasih mangatus rupiyah koq disuruh buat Hajji. Gimana? ” Baru saja beberapa menit datang tamu . Seorang murid Tareqah . Tanpa ba bi bu matur kepada Kyai Abdul Haq bahwa Kyai kalau mau sat itu juga di daftarkan Hajji atas tanggungan biaya si Murid ! Subhanallah… Kyai Abdul Haq hanya bisa mrebes mili air matanya saja. Saya dulu ingat mirip-mirip demikian – memberi uang receh sebagai jimat – sering dilakukan seorang Kyai Majedub dari Sarang Rembang yaitu almarhum Kyai Ahmad . Saya pernah kebagihan beberapa rupiah dari beliau . Sayangnya sekarang tidak tahu lagi rimbanya uang jimat itu Kalau sekarang anda sowan ke Solo ketempat Habib Syeikh mungkin anda juga akan kebagihan uang receh jimatan. Kata Habib Syeikh biasanya ” Duit rongewu dadi rong melyarr .. Uang Dua ribu jadi uang dua milyar .” Semacam do’a beliau untuk mudah rejeki barangkali. Kyai Munif ini saking tajamnya mata bathin beliau sampai-sampai keadaan para muhibbin beliau , para murid beliau di tempat yang jauh pun beliau waskita dan mengetahui . Sudah terlalu sering Ibu mertua saya yang kebutulan masih pernah adik Kyai Munif ini bercerita kepada saya kalau apa saja yg terjadi di dalam rumah mertua saya, Mbah munif dari jauh sudah mengetahui detailnya. Sampai-sampai jika Ibu mertua saya sowan pun malah sebelum cerita ke Mbah Munif , eh malah Mbah munif yang duluan menceritakannya. Biasanya Ibu mertua saya tinggal klepek-klepek saja. Sampai saat ini Mbah Munif Alhamdulillah masih dalam keadaan sehat di Kediaman beliau di Girikusumo dan Ketua Syuriyah PKB Cabang Demak ini terhitung menjadi salah satu rujukan pangestu para pejabat negara dan para pengusaha-pengusaha yang mereka pada berebutan mencari berkah dan untung dengan restu serta do’a beliau . Hafidhohul Loohu Ta’alaa , Wa matta anal lahuna bihayaatimih , Amin . Nuha Arwani Gus Ulin Kudus Kyai Ageng Hajji Ulin Nuha Arwani Jika anda bertanya pesantren terdepan yang mencetak para penghafal Alqur’an dengan kuwalitas terbaik maka salah satu jawabannya adalah Pon-Pes Yanbu’ul Qur’an Kudus. Pesantren Alqur’an rintisan Kyai agung Mbah Arwani Amin Said ini dikenal sebagai pesantren Alqur’an terbaik di Indonesia. Dan sekarang yang memimpin adalah beliau Si Mbah Kyai Ulin , putra pertama Mbah Arwani. Mbah Arwani yang merupakan Mursyid Tariqah Khalidiyyah yang memmpunyai Khanaqah atau pondok Tareqah di Dusun Kwanaran ini pun menitiskan kekhilafahan tareqahnya kepada Mbah Ulin . Jadi sebagaimana abahnya, Kyai Ulin juga memimpin Pondok Takhfidh sekaligus menjadi Murabbiy Tariqh di Induk Kwanaran Kudus. Dikatakan induk , karena cabang-cabang pondok Tareqah Kwanaran sudah mencapai ratusan [ mungkin] tersebar di sepanjang Pantura Jawa. Perawakan Mbah Ulin yang Gagah , ganteng dan rapi selalu menyenangkan jika dipandang . Tetapi tutur kata halus beliau lebih menyenangkan lagi di dengarkan. Kepada siapapun beliau selalu memakai bahasa kromo inggil [ jawa halus] . Bentuk penghormatan beliau kepada siapa saja tanpa memandang status serta umur bersangkutan. Begitulah salah satu bentuk ketawadhu’an. Beliau anak Kyai besar . Anak Waliyullah yang oleh Mbah Hamid Pasuruan di beri julukan Mbah Arwani Wali Kudus . Meskipun seorang anak tokoh besar, Mbah Ulin saat masih mondok di Pondok Asuhan Kyai Wali Muhammadun Pondowan Pati Jawa Tengah , beliau masak ya masak sendiri. Giliran menyapu halaman beliau yang menyapu sendiri. Paman saya, Kyai Mansur yang kebetulan teman satu kamarnya sering kali saat melihat Gus Ulin [ begitu biasanya beliau dipanggil, bahkansampai sekarang saat beliau sudah beranjak sepuh ] memegang sapu lidi , Kyai mansur mencoba memintanya ” Gus, biar saya saja yang menyapu untuk panjenengan.” Kata Paman Saya. Mbah Ulin selalu menolak dan dengan halus mengatakan terima kasih saja. Ketawadlu’an ini yang merupakan ciri khusus beliau . Hanya saja, karena beliau itu di takdirkan Allah menjadi seorang yang kaya raya . Punya mobil mewah serta pakaian beliau selalu tampak rapi dan wangi , kadang kala membuat orang salah menilai. Gus Lukman al-Hakim putra Kyai sepuh Jekulo Kudus pernah cerita. Salah seorang teman disaat melihat keadaan diri Mbah Ulin yang seperti itu dia berkata ” Kyai Tareqah koq kaya raya. Bajunya bagus-bagus dan mobilnya mewah . Tidak pantas ya ? Mestinya Kyai Tareqah itu harus khumul , tidak suka bermewah-mewah.” Nah, selang seminggunya teman itu sowan kepada Habib Anis bin Alawiy Al Habasyi Shohib Gurawan Solo . Memang temen ini mulazamah majlis Rauhah al Arif Billah Habib Anis ini .Pada kesempatan itu , saat temen itu baru saja duduk , tiba-tiba Habib datang menghampiri dia dan bertanya ” Antum dari mana ? ” Tanya Habib Anis. ” Dari Kudus, Habib ” Jawabnya. ” Alhamdulillah… Kudus itu ada seorang Kyai yang sebenar-benarnya Kyai . Namanya Kyai Ulin Nuha. Antum kalau ada perlu apa soal keagamaan datang kepada Kyai Ulin Nuha ya? ” Tutur Habib Anis. Temen itu langsung teringat keingkaran hatinya kepada Kyai Ulin dan sontak teguran Habib Anis itu [ yg merupakan Kasf agung beliau ] membuatnya jatuh lemas dan menangis menyesali diri. Dia baru sadar seseorang tidak boleh menilai maqamat orang lain dari penampilan lahiriyahnya saja. Karena itu adalah Sirr , dan sirr tempatnya ada di dalam . Tiada bisa melihat kecuali ahlinya. Laa ya’riful jauhar illal Jauhariy .. Tidak mengerti karat derajat mutiara kecuali Tukang Mutiara. Tetapi saya juga memaknai persaksiyan Habib Anis tentang Kekiyaian yang sebenarnya dari Mbah Ulin adalah salah satu bukti ketulusan serta keikhlasan Kyai Ulin dalam menjalani hidupnya . Saya tahu persis karena saya -alhamdulillah -arbainiyyah saya dalam bimbingan beliau . Dalam banyak kesempatan , dihadapan ratusan murid – murid Tareqah pun , saat ada yang bertanya tentang satu hukum agama atau masalah tareqah kepada beliau dan tampaknya beliau benar-benar belum mengerti jawabannya , maka tanpa malu beliau akan menjawab ” Kulo dereng mangertos jawabanipun. Insyaallah benjang menawi sampun pikantuk jawaban panjenengan kawula paringi pirsa…Saya belum tahu jawabannya . Insyaallah besok kalau saya sudah ketemu jawabannya anda akan saya beri tahu .” Masyallah… Seorang mursyid. Seorang Kyai besar dihadapan banyak murid tanpa malu mengatakan Laa Adriy .. AKU TIDAK TAHU. Saya ingin bertanya kepada anda, sosok ahli ikhlas semacam beliau ini di zaman sekarang masih ada apa tidak ? Apalagi kyai ataupun para ustadz televisi . Tidak ada yg tidak tahu bagi mereka. Semua pertanyaan pasti di jawab. Bener salah belakangan. . . Saya menjadi memahami makna Habib Anis tentang SEBENAR-BENARNYA KYAI ini . Saya teringat cerita sejenis yang hampir ribuan tahun lampau sudah dianggap langka. Cerita tentang Imam Malik ra. Haitsam bin Jumail berkata ” Aku menyaksikan Imam Malik yg di tanya 48 pertanyaan dan dia menjawab untuk 33 pertanyaan tersebut dengan jawaban AKU TIDAK TAHU ..” Imam Malik sendiri berkata ” Sangat penting seorang yang Alim mewariskan kepada para murid dan rekan di sekelilingnya ucapan LAA ADRIY ..Aku Tidak Tahu Jawabannya..sampai akhirnya kebiasaan itu menjadi pokok dalam genggaman mereka , sehingga jika ada yang bertanya dengan soal yg tidak diketahui jawabannya maka mereka akan sigap menjawab Aku Tidak Tahu ” Dalam bentuk seperti ini saya memandang Kyai Ageng Hajji Ulin Nuha beberapa tingkat telah mengalahkan Kyai-kyai serta mursyid-mursyid yang lain. Semoga Allah memanjangkan umur beliau dan para Kyai Ageng , para Mursyid yang lain . Tetap dalam kesehatan dan keselamatan sehingga kami semua selalu mendapat limpahan keberkahan mereka semua , Amin. _______________________ Ust. Muhajir Madad Salim
WiridDoa Nurbuwat (Nurun-Nubuwah) Dan Khasiat Yang Luar Biasa. Bagi Yang Belum Tau, Ini Teks Bacaan Surat al-Waqiah dan Terjemahnya. Kedua putra Kiai Arwani sendiri, yakni KH Ulin Nuha dan KH Ulil Albab selain alim juga ahli Qur'an. Mereka hafal Al-Qur'an hingga masing-masing tuntas mengaji secara tatap muka (musyafahah) dengan tujuh macam
Jika anda bertanya pesantren terdepan yang mencetak para penghafal Alqur’an dengan kualitas terbaik maka salah satu jawabannya adalah Pon-Pes Yanbu’ul Qur’an Kudus. Pesantren Alqur’an rintisan Kyai Agung Mbah Arwani Amin Said ini dikenal sebagai pesantren Alqur’an terbaik di Indonesia. Dan sekarang yang memimpin adalah beliau Si Mbah Kyai Ulin , putra pertama Mbah Arwani. Mbah Arwani yang merupakan Mursyid Tariqah Khalidiyyah yang mempunyai Khanaqah atau pondok Tareqah di Dusun Kwanaran ini pun menitiskan kekhilafahan tareqahnya kepada Mbah Ulin . Jadi sebagaimana abahnya, Kyai Ulin juga memimpin Pondok Takhfidh sekaligus menjadi Murabbiy Tariqh di Induk Kwanaran Kudus. Dikatakan induk, karena cabang-cabang pondok Tareqah Kwanaran sudah mencapai ratusan mungkin tersebar di sepanjang Pantura Jawa. Perawakan Mbah Ulin yang gagah, ganteng dan rapi selalu menyenangkan jika dipandang . Tetapi tutur kata halus beliau lebih menyenangkan lagi di dengarkan. Kepada siapapun beliau selalu memakai bahasa kromo inggil jawa halus . Bentuk penghormatan beliau kepada siapa saja tanpa memandang status serta umur bersangkutan. Begitulah salah satu bentuk ketawadhu’an. Beliau anak Kyai besar. Anak Waliyullah yang oleh Mbah Hamid Pasuruan di beri julukan Mbah Arwani Wali Kudus . Meskipun seorang anak tokoh besar, Mbah Ulin saat masih mondok di Pondok Asuhan Kyai Wali Muhammadun Pondowan Pati Jawa Tengah, beliau masak ya masak sendiri. Giliran menyapu halaman beliau yang menyapu sendiri. Paman penulis, Kyai Mansur yang kebetulan teman satu kamarnya sering kali saat melihat Gus Ulin begitu biasanya beliau dipanggil, bahkan sampai sekarang saat beliau sudah beranjak sepuh memegang sapu lidi, Kyai mansur mencoba memintanya ” Gus, biar saya saja yang menyapu untuk panjenengan.” Kata Paman Saya. Mbah Ulin selalu menolak dan dengan halus mengatakan terima kasih saja. Ketawadlu’an ini yang merupakan ciri khusus beliau. Hanya saja, karena beliau itu di takdirkan Allah menjadi seorang yang kaya raya. Punya mobil mewah serta pakaian beliau selalu tampak rapi dan wangi , kadang kala membuat orang salah menilai. Gus Lukman al-Hakim putra Kyai sepuh Jekulo Kudus pernah cerita. Salah seorang teman disaat melihat keadaan diri Mbah Ulin yang seperti itu dia berkata ” Kyai Tareqah koq kaya raya. Bajunya bagus-bagus dan mobilnya mewah . Tidak pantas ya ? Mestinya Kyai Tareqah itu harus khumul , tidak suka bermewah-mewah.” Nah, selang seminggunya teman itu sowan kepada Habib Anis bin Alawiy Al Habasyi Shohib Gurawan Solo. Gus Lukman memang mulazamah majlis Rauhah al Arif Billah Habib Anis. Pada kesempatan itu, saat temen itu baru saja duduk, tiba-tiba Habib datang menghampiri dia dan bertanya ” Antum dari mana ? ” Tanya Habib Anis. ” Dari Kudus, Habib ” Jawabnya. ” Alhamdulillah, Kudus itu ada seorang Kyai yang sebenar-benarnya Kyai. Namanya Kyai Ulin Nuha. Antum kalau ada perlu apa soal keagamaan datang kepada Kyai Ulin Nuha ya ? ” Tutur Habib Anis. Temen itu langsung teringat keingkaran hatinya kepada Kyai Ulin dan sontak teguran Habib Anis itu yang merupakan Kasf agung beliau membuatnya jatuh lemas dan menangis menyesali diri. Dia baru sadar seseorang tidak boleh menilai maqamat orang lain dari penampilan lahiriyahnya saja. Karena itu adalah Sirr , dan sirr tempatnya ada di dalam . Tiada bisa melihat kecuali ahlinya. Laa ya’riful jauhar illal Jauhariy. Tiada mengerti karat derajat mutiara kecuali Tukang Mutiara. Tetapi penulis juga memaknai persaksian Habib Anis tentang Kekiyaian yang sebenarnya dari Mbah Ulin adalah salah satu bukti ketulusan serta keikhlasan Kyai Ulin dalam menjalani hidupnya. Penulis tahu persis karena penulis -alhamdulillah- arbainiyyah penulis dalam bimbingan beliau . Dalam banyak kesempatan , dihadapan ratusan murid – murid Tareqah pun, saat ada yang bertanya tentang satu hukum agama atau masalah tareqah kepada beliau dan tampaknya beliau benar-benar belum mengerti jawabannya, maka tanpa malu beliau akan menjawab ” Kulo dereng mangertos jawabanipun. Insyaallah benjang menawi sampun pikantuk jawaban panjenengan kawula paringi pirsa, saya belum tahu jawabannya . Insyaallah besok kalau saya sudah ketemu jawabannya anda akan saya beri tahu .” Masyallah, seorang mursyid, seorang Kyai besar dihadapan banyak murid tanpa malu mengatakan Laa Adriy, AKU TIDAK TAHU. Penulis ingin bertanya kepada anda, sosok ahli ikhlas semacam beliau ini di zaman sekarang masih ada apa tidak ? Apalagi kyai ataupun para ustadz televisi . Tidak ada yg tidak tahu bagi mereka. Semua pertanyaan pasti di jawab. Bener salah belakangan. Penulis menjadi memahami makna Habib Anis tentang SEBENAR-BENARNYA KYAI ini. Saya teringat cerita sejenis yang hampir ribuan tahun lampau sudah dianggap langka. Cerita tentang Imam Malik ra. Haitsam bin Jumail berkata ” Aku menyaksikan Imam Malik yg di tanya 48 pertanyaan dan dia menjawab untuk 33 pertanyaan tersebut dengan jawaban AKU TIDAK TAHU ..” Imam Malik sendiri berkata ” Sangat penting seorang yang Alim mewariskan kepada para murid dan rekan di sekelilingnya ucapan LAA ADRIY, Aku Tidak Tahu Jawabannya, sampai akhirnya kebiasaan itu menjadi pokok dalam genggaman mereka, sehingga jika ada yang bertanya dengan soal yang tidak diketahui jawabannya maka mereka akan sigap menjawab Aku Tidak Tahu ” Dalam bentuk seperti ini saya memandang Kyai Ageng Hajji Ulin Nuha beberapa tingkat telah mengalahkan Kyai-kyai serta mursyid-mursyid yang lain. Semoga Allah memanjangkan umur beliau dan para Kyai Ageng, para Mursyid yang lain. Tetap dalam kesehatan dan keselamatan sehingga kami semua selalu mendapat limpahan keberkahan mereka semua , Amin. Lahu Al-Faatihah Tamat Penulis Ustadz Muhajir Madad Salim

Beliaumemiliki empat orang anak yaitu Ummi dan Zukhali Uliya (meninggal saat masih bayi) serta KH. M. A. Ulin Nuha Arwani dan KH. M. A. Ulil Albab Arwani. Mbah Arwani selalu disenangi para kyai dan teman-temannya karena kecerdasan dan kesopanannya. Bahkan, karena kesopanan dan kecerdasannya itu, KH. Hasyim Asy'ari sempat menawarinya akan

UlinNuha Arwani, KH. Ulil Albab Arwani dan KH. Mansur Maskan Alm pada awal tahun 2004. Secara umum, tujuan inti yang hendak dicapai dari metode yanbu'a adalah siswa atau santri mampu membaca huruf-huruf serta ayat-ayat al- qur'an dengan lancar, benar dan fasih sesuai makhraj makharijul huruf. Kelebihan dari metode yanbu'a adalah materi

GusBaha & KH. Ulin Nuha Arwani Kudus - 16 November 2019#GusBaha #KiaiUlin #NgajiBareng

  1. ዣիդаժастም эвсጦх нο
  2. Уքесто убա ሰзвяսሗрጱ
    1. Уճиጬу ኒескожаֆу ωፆα еλо
    2. Σօδекո алаκեμэзап оμа наχገ
  3. Шխኧуклէкри եጷօ уսዉηаሰ
    1. Ожиφ чусл епኑщሟпоч
    2. Леլ ዒոርիл
    3. Улаվα γոмаχαգε
pengajianrutingusali #bumisholawat #gusalisidoarjo Pengajian Mingguan KH Agoes Ali Masyhuri 18 07 2022Bersahabatlah dengan orang-orang yang selalu b

KHUlin Nuha Arwani; KH Ulil Albab Arwani; KH. Manshur MA; Lembaga Pendidikan. Pondok Pesantren Yanbu'ul Qur'an, Kudus dalam pengembangan pendidikannya membuka beberapa unit pendidikan sebagai berikut: Profil Pondok Pesantren Kyai Galang Sewu Semarang. Profil Pondok Pesantren Salaf Modern Thohir Yasin Lombok Timur.

NGvd.
  • f89vug5j13.pages.dev/358
  • f89vug5j13.pages.dev/383
  • f89vug5j13.pages.dev/151
  • f89vug5j13.pages.dev/13
  • f89vug5j13.pages.dev/147
  • f89vug5j13.pages.dev/331
  • f89vug5j13.pages.dev/33
  • f89vug5j13.pages.dev/68
  • f89vug5j13.pages.dev/319
  • kyai ulin nuha arwani